5 Tips Menyiapkan Tim Kerja Saat Hybrid Working
23 May 2022 09:10 150 Share
Sejak pandemi menyebar ke seluruh dunia, banyak perusahaan mulai mengadopsi sistem kerja yang fleksibel atau WFH. Namun kini, sistem hybrid woking yang merupakan kombinasi dari kerja tatap muka di kantor selama beberapa hari dan kerja dari rumah.
Menurut survei yang dilakukan oleh The Straits Times, 8 dari 10 pekerja lebih menyukai kerja fleksibel atau hybrid dan 1 dari 10 pekerja menyukai full time di kantor. Dapat disimpulkan bahwa sistem kerja hybrid telah menjadi pilihan pertama banyak pekerja dan memberikan work-life-balance yang lebih baik.
Untuk itu, terdapat beberapa tips dalam membentuk tim kerja saat hybrid working.
Baca juga: Implementasi Dan Manfaat KPI Bagi Perusahaan
1. Sesuaikan Jenis Pekerjaan
Tidak semua pekerjaan bisa dilakukan dari rumah. Beberapa jenis pekerjaan di industri perbankan, medis, dan transportasi mengharuskan karyawan bekerja WFO.
Misalnya, profesional kesehatan, resepsionis, dan keamanan rumah sakit perlu menjadi WFO, tetapi staf pemasaran dan personalia menerapkan WFH. Dengan begitu, HR harus mengkomunikasikan hambatan dari tiap divisi untuk menyesuaikan jenis pekerjaan yang bisa dilakukan hybrid.
2. Preferensi Komunikasi
Bekerja di kantor mendorong karyawan untuk bekerja dengan tim dan departemen lain. Beberapa karyawan tidak nyaman bekerja dari rumah atau berinteraksi dengan banyak orang.
Jika Anda menemukan situasi ini, tidak ada salahnya untuk terlibat dalam menyatukan preferensi komunikasi untuk membangun kekompakan antar tim. Rundingkan schedule para tim dan preferensi berkomunikasi para karyawan.
3. Peraturan Tambahan
Memiliki sistem kerja hybrid akan membutuhkan peraturan tambahan. Dengan adanya tim baru dengan kerja dari rumah sekaligus dari kantor, tentu harus ada penyesuaian peraturan.
Jadwal kerja dari kantor mungkin memiliki waktu untuk pulang-pergi yang lebih banyak dan kerja dari rumah memiliki batasan waktu kerja yang kurang tegas. Tim kerja Anda harus memiliki peraturan yang jelas dan sesuai sistem kerja.
4. Sesuaikan Infrastruktur
Model kerja hybrid memerlukan kejelasan tentang peran pekerjaan untuk menentukan tugas mana yang paling cocok untuk dilakukan dari jarak jauh atau di kantor. Beberapa pertimbangan infrastruktur meliputi teknologi (misalnya, penyimpanan cloud dan aplikasi kolaborasi) adalah pendorong yang sudah mumpuni.
Teknologi memungkinkan karyawan untuk mengakses sumber daya penting sambil bekerja dari jarak jauh. Selain infrastruktur IT, tata letak fisik kantor juga dapat diubah ulang untuk mengakomodasi pekerja di lokasi untuk berpartisipasi dalam pertemuan fisik dan virtual.
5. Membangun Kepercayaan
Manajer sebagai pendukung utama model kerja hybrid perlu dilatih tentang cara memimpin tim. Misalnya, bagaimana memberdayakan karyawan, mendelegasikan pekerjaan, menetapkan harapan yang jelas, dan memberikan dukungan dan bimbingan yang diperlukan untuk mencapai hasil.
Selain manajer, sesama karyawan dan antar tim juga harus membangun kepercayaan. Baik saat kerja dari rumah maupun dari kantor, kepercayaan dan saling mengerjakan tugas masing-masing sebaik mungkin akan membuat seluruh aspek kerja menjadi lebih produktif.
Jika Anda akan menetapkan sistem hybrid working dan membutuhkan karyawan baru, tentu Anda bisa menggunakan job portal. Go Talenta adalah job portal yang memiliki fitur pasang lowongan kerja dengan menunjukkan sistem kerja kantor Anda. Sehingga Anda sangat berpeluang untuk menemukan talenta-talenta yang juga ingin bekerja sesuai kebutuhan kantor.