Mental Health Gen Z Aman Saat Kerja Dengan 5 Strategi Ini!
05 Des 2024 09:00 41 Share
Apakah kamu tahu? Sebuah survei oleh American Psychological Association menunjukkan bahwa 91% Gen Z pernah mengalami stres akibat pekerjaan digital. Dengan budaya kerja hybrid dan remote yang semakin populer, tantangan kesehatan mental justru meningkat.
Kamu mungkin sering merasa cemas karena tuntutan respons cepat atau isolasi sosial akibat minimnya interaksi langsung. Namun, jangan khawatir, artikel ini akan membahas solusi praktis agar mental health-mu tetap terjaga di era kerja digital.
Faktor Penyebab Mental Health Gen Z Terancam
Sebelum mempelajari solusi dan strategi mengamankan mental health, pahami dulu apa saja faktor yang dapat menyebabkan mental health kamu terancam saat mengambil pekerjaan digital. Beberapa diantaranya seperti
1. Tekanan Response Instan
Pesan melalui aplikasi komunikasi seperti Telegram, WhatsApp, atau email sering kali datang tanpa batas waktu. Akibatnya, Gen Z dapat merasa terjebak dalam siklus kerja yang tak ada hentinya, yang mengurangi kesempatan untuk mencapai work life balance.
2. Isolasi Sosial
Model kerja hybrid dan remote dapat mengurangi interaksi tatap muka, yang akan berdampak buruk pada kesehatan mental. Isolasi ini membuat mental health Gen Z terganggu karena merasa kesepian dan kehilangan kesempatan untuk membangun hubungan sosial yang mendukung.
3. Burnout Digital
Fleksibilitas kerja yang ditawarkan oleh era digital sering disalahgunakan. Banyak karyawan merasa harus bekerja lebih lama karena akses teknologi memudahkan mereka untuk tetap terhubung. Gen Z, yang masih muda dan kurang berpengalaman dalam mengatur batas waktu kerja, sering kali menjadi korban utama.
4. Tekanan dari Media Sosial
Media sosial menambahkan dimensi lain dalam tekanan mental. Gen Z menghadapi ekspektasi untuk selalu membangun personal branding mereka sambil tetap produktif di pekerjaan. Ini menciptakan konflik internal antara menjaga citra online yang ideal dan menghadapi kenyataan hidup sehari-hari yang penuh tantangan.
5. Kurangnya Dukungan Profesional
Tidak semua perusahaan menyediakan fasilitas atau program kesehatan mental yang memadai. Ketika karyawan menghadapi stres atau kecemasan, kurangnya akses ke konseling atau dukungan profesional lainnya membuat masalah menjadi lebih buruk.
Mengapa Mental Health Gen Z Rentan di Era Digital
Sebenarnya kerentanan kesehatan mental Gen Z bisa terjadi karena beberapa hal seperti halnya:
1. Karakteristik Gen Z
Sebagai generasi yang sangat terhubung dengan teknologi, Gen Z memiliki tingkat kecemasan yang tinggi karena menerima banyak informasi dengan cepat. Mereka akan merasa perlu tampil sempurna, baik di dunia kerja karena merasa tertekan dengan beban kecepatan informasi ini.
2. Tekanan Media Sosial
Gen Z sering terjebak dalam ekspektasi untuk membangun personal branding yang kuat. Hal ini malah menambah beban mental karena mereka harus tetap produktif di pekerjaan sambil menjaga citra online.
3. Ketidakpastian Karier
Banyak Gen Z yang bekerja sebagai freelancer atau kontrak jangka pendek, menciptakan rasa tidak aman akan masa depan karir mereka. Sayangnya pekerjaan seperti freelancer memang lebih mendukung lingkungan mental yang sehat daripada perusahaan yang mengajukan pekerjaan tetap!
5 Strategi Menjaga Mental Health Gen Z yang Labil
Jika kamu merasa mental healthmu sedang tidak baik-baik saja, ada beberapa strategi ampuh yang bisa kamu coba, seperti:
1. Membuat Rutinitas Harian yang Sehat
Rutinitas yang terstruktur membantumu membangun keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi. Kamu bisa memulai dengan:
- Tetapkan Jam Kerja dengan Jelas: Bekerja secara remote sering membuat jam kerja menjadi kabur. Tentukan kapan waktu mulai dan berhenti bekerja, sehingga kamu memiliki waktu untuk bersantai tanpa rasa bersalah.
- Pisahkan Area Kerja dan Istirahat: Hindari bekerja di tempat tidur atau area yang biasa digunakan untuk bersantai. Jika ruang terbatas, ciptakan sudut kecil khusus untuk bekerja agar otakmu bisa memisahkan kapan harus fokus dan kapan beristirahat.
- Buat Daftar Tugas Harian: Ini akan membantu kamu tetap terorganisir dan mencegah rasa kewalahan. Pilah tugas berdasarkan prioritas untuk menghindari multitasking yang berlebihan.
2. Memprioritaskan Istirahat dan Self-Care
Istirahat bukan hanya tidur loh, untuk menjaga mental health Gen Z juga dapat menyegarkan pikiran dan tubuh dengan:
- Manfaatkan Mindfulness: Teknik seperti meditasi, yoga, dan journaling dapat membantu mengelola stres harian. Mindfulness melatih fokus pada saat ini sehingga mengurangi kecemasan berlebihan.
- Gunakan Aplikasi Kesehatan Mental: Aplikasi seperti Calm, Headspace, atau Moodpath menyediakan panduan meditasi, manajemen stres, hingga terapi mandiri. Mereka dirancang agar pengguna dapat mengakses dukungan kapan saja.
- Pastikan tidur berkualitas: Tidur yang cukup dan berkualitas memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas emosional. Jauhkan perangkat elektronik minimal satu jam sebelum tidur untuk mengurangi paparan cahaya biru.
3. Membangun Koneksi Sosial
Interaksi sosial yang bermakna dapat memperbaiki mental health Gen Z dan meningkatkan rasa kebersamaan. Ada beberapa strategi yang mungkin bisa kamu coba:
- Jadwalkan Interaksi Virtual dengan Rekan Kerja: Dalam kerja hybrid atau remote, cobalah untuk tetap terhubung dengan rekan kerja melalui panggilan video atau obrolan grup. Diskusikan hal-hal di luar pekerjaan untuk membangun keakraban.
- Gabung Komunitas Online: Banyak platform seperti Discord, Reddit, atau Meetup menawarkan ruang untuk bergabung dengan komunitas yang memiliki minat sama, baik hobi maupun karier. Ini adalah cara yang efektif untuk menemukan dukungan emosional dan berbagi pengalaman.
- Aktivitas Offline juga Penting: Jika memungkinkan, temui teman secara langsung untuk makan siang atau sekadar berjalan-jalan santai. Lakukan healing offline sesuai kebutuhan.
4. Menetapkan Batas Digital (Digital Detox)
Terlalu lama menggunakan perangkat digital dapat menyebabkan mental health Gen Z terganggu, penting untuk menetapkan batas dengan cara:
- Kurangi Penggunaan Media Sosial: Batasi screening time yang kamu habiskan untuk scrolling media sosial. Atur durasi maksimal melalui fitur screen time harian dengan bijak.
- Matikan Notifikasi Aplikasi Kerja: Di luar jam kerja, matikan notifikasi email atau aplikasi kolaborasi untuk mencegah terganggunya waktu istirahat.
- Berikan Pada Layar: Terapkan aturan 20-20-20 (setiap 20 menit, istirahatkan mata selama 20 detik dengan melihat objek sejauh 20 kaki). Ini mengurangi kelelahan mata digital sekaligus memberikan waktu otak untuk istirahat.
5. Memanfaatkan Dukungan Perusahaan
Perusahaan yang peduli dengan kesehatan mental menyediakan fasilitas untuk mendukung kesejahteraan karyawan. Kamu bisa memanfaatkan:
- Gunakan Fasilitas Kesehatan Mental Perusahaan: Jika perusahaan menawarkan konseling atau terapi, manfaatkan layanan ini. Tanyakan pada HRD atau supervisor untuk mengetahui opsi yang tersedia.
- Ikuti Pelatihan Work-Life Balance: Beberapa perusahaan menyediakan sesi pelatihan untuk mengelola stres atau workshop mindfulness. Hadiri program ini untuk mempelajari teknik baru yang bisa kamu aplikasikan.
- Bicarakan Tantanganmu Secara Terbuka: Jika ada masalah yang mempengaruhi pekerjaan, komunikasikan dengan manajer atau HRD. Perusahaan yang mendukung akan mencari solusi untuk membantu karyawan.
Peran Teknologi dalam Mendukung Mental Health Gen Z
Teknologi memiliki peranan yang kuat pada kesehatan mental, khususnya beberapa peranan seperti:
- Aplikasi seperti Calm dan Headspace dapat membantu meredakan stres dengan meditasi dan latihan pernapasan yang mudah diikuti.
- Platform kerja seperti Slack atau Microsoft Teams dapat membantu mengelola komunikasi secara efisien, tanpa tekanan untuk terus online.
- Otomatisasi tugas rutin menggunakan teknologi AI memungkinkan kamu fokus pada pekerjaan strategis, mengurangi risiko burnout.
Gunakan platform seperti e-recruitment.id untuk mencari pekerjaan dengan lingkungan kerja yang mendukung keseimbangan mentalmu!
Mental health Gen Z memang menghadapi tantangan besar di era kerja digital seperti sekarang ini. Namun, dengan strategi seperti menjaga rutinitas sehat, mengutamakan self-care, dan memanfaatkan teknologi dengan bijak, kamu bisa menjaga keseimbangan mentalmu.
Ingat, lingkungan kerja yang sehat secara mental adalah kunci keberhasilan kariermu. Jadi, mulai sekarang, terapkan strategi yang sudah dibahas di artikel ini. Jangan lupa kunjungi e-recruitment.id untuk mencari pekerjaan yang cocok dengan preferensimu dan mendukung kesehatan mentalmu!